MOTIVASI
I.
PENDAHULUAN
Era
globalisasi yang sarat dengan kemajuan teknologi dan perkembangan dalam segala
bidang memaksa setiap perusahaan di Indonesia memikirkan dan melakukan resolusi
baru untuk dapat memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Salah satu usaha yang
banyak dilakukan oleh perusahaan di Indonesia untuk dapat memenuhi tuntutan
perkembangan zaman adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
terlibat dalam kegiatan perusahaan.
Usaha peningkatan sumber daya manusia ini
dianggap penting oleh setiap perusahaan karena sesungguhnya sumber daya manusia
dalam perusahaan merupakan asset berharga perusahaan yang memiliki peran
sentral dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan.
Usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ini seringkali dilakukan
oleh bidang kepegawaian atau ketenagakerjaan yang terdapat di setiap
perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas kerja yaitu dengan
memotivasi karyawan. Di makalah ini kami akan sedikit mengulas tentang
motivasi.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Pengertian dari Motivasi?
2.
Bagaimana
tujuan dari motivasi?
3.
Bagaimana
asas-asas motivasi?
4.
Bagaimana
alat-alat, jenis, model, metode dan proses dalam motivasi?
5.
Apa
saja teori motivasi?
III.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti
dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya
ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan, agar mau bekerja
bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama
secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.[1]
Bernald Berelson dan Gary A. Steiner dalam Machrony (1854: 109),
mendefinisikan motivasi sebagai all those inner striving conditions
variously described as wishes, desires, needs, drives, and the like. Motivasi
dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang
memberikan energy, mendorong kegiatan (moves), dan mengarahkan atau
menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau
mengurangi ketidakseimbangan.[2]
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer
membahas pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan
terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan mampu, cakap, dan
terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk
mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada
artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja giat.
2.
Tujuan motivasi
Motivasi seorang karyawan biasanya ditunjukkan oleh aktivitas yang
terus menerus serta berorientasi kepada tujuan organisasi. Jadi yang disebut
karyawan yang bermotivasi adalah karyawan yang perilakunya diarahkan kepada
tujuan organisasi dan aktivitas-aktivitasnya tidak mudah terganggu oleh
gangguan-gangguan kecil. Sedangkan karyawan yang tidak bermotivasi menurut Gomes (2003:179) adalah mereka yang
termasuk dalam tiga hal berikut ini :
1.
Perilaku
karyawan tidak memperlihatkan goal directed (berorientasikan tujuan).
2.
Perilaku
karyawan tidak diarahkan pada tujuan yang bernilai bagi organisasi.
3.
Karyawan
tidak komitmen terhadap tujuan dan karenanya mudah terganggu dan menuntut
pengawasan yang tinggi.
Tujuan dari motivasi adalah sebagai berikut :
1)
Mendorong
gairah dan semangat kerja karyawan.
2)
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
3)
Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
4)
Mempertahankan loyalitas
dan kestabilan
karyawan perusahaan.
5)
Meningkatkan kedisiplinan
dan menurunkan tingkat absensi karyawan.
6)
Mengefektifkan pengadaan karyawan.
7)
Menciptakan suasana dan hubungan kerja
karyawan.
8)
Meningkatkan kreativitas, dan partisipasi karyawan.
9)
Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
10)
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap
tugas-tugasnya.
3. Asas-Asas Motivasi
Asas-asas motivasi ini mencakup atas mengikutsertakan, komunikasi, pengakuan, wewenang yang
didelegasikan, dan perhatian timbal balik.
1)
Asas Mengikutsertakan
Asas mengikutsertakan maksudnya mengajak
bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka
mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan cara ini, bawahan merasa ikut bertanggung jawab atas tercapainya tujuan
perusahaan dengan meningkatkan gairah kerja.
2) Asas Komunikasi
Asas komunikasi maksudnya menginformasikan
secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya, dan
kendala yang dihadapi. Dengan asas
komunikasi, motivasi kerja bawahan akan meningkat. Sebab semakin banyak
seseorang mengetahui suatu soal, semakin besar pula minat dan perhatiannya
terhadap hal tersebut. Dengan cara ini, bawahan akan merasa dihargai dan
akan lebih giat bekerja.
3) Asas Pengakuan
Asas pengakuan maksudnya memberikan
penghargaan dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi
kerja yang dicapainya. Bawahan akan bekerja keras dan semakin rajin, jika mereka terus-menerus mendapat
pengakuan dari usaha-usahanya.
4)
Asas
Wewenang yang Didelegasikan
Yang
dimaksud asas wewenang yang didelegasikan adalah mendelegasikan sebagian
wewenang serta kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreatifitas
dan menjalankan tugas-tugas atasan atau manajer. Dalam pendelegasian ini
manajer harus meyakinkan bawahan bahwa karyawan mampu dan dipercaya dapat
menyelesaikan tugas-tugas itu dengan baik.
5)
Asas
Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi
bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan perusahan disamping berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan
bawahan dari perusahaan. Akibatnya prestasi karyawan meningkat, laba meningkat,
dan balas jasa pun meningkat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
asas motivasi yang di implementasikan harus dapat meningkatkan
produktivitas kerja dan memberikan kepuasan kepada karyawan.[4]
4.
Alat-alat, Jenis, Model, Metode dan Proses dalam motivasi
a)
Alat
Alat-alat
motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada bawahan dapat berupa material
incentive dan nonmaterial incentive. Material incentive adalah
motivasi yang bersifat materiil sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh
karyawan. Yang termasuk material incentive adalah yang berbentuk uang
dan barang-barang.
Nonmaterial incentive adalah
motivasi (daya perangsang) yang tidak berbentuk materi. Yang termasuk
nonmaterial adalah penempatan yang tepat. Pekerjaan yang terjamin, piagam
penghargaan, bintang jasa, perlakuan yang wajar, dan sejenisnya.
b)
Jenis-jenis Motivasi
1)
Motivasi
Positif (insentif Positif) manajer memotivasi bawahan dengan memberikan
hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini
semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang
menerima yang baik-baik saja.
2)
Motivasi
Negatif (insentif negative), manajer memotivasi bawahannya dengan
memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik, (prestasinya
rendah). Dengan motivasi negative ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu
pendek akan meningkat, karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu
panjang dapat berakibat kurang baik.
Dalam praktek kedua jenis motivasi diatas sering digunakan oleh
manajer suatu perusahaan. Penggunaanya harus tepat dan seimbang, supaya dapat
meningkatkan semangat kerja karyawan. Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi
positif atau motivasi negative itu efektif merangsang gairah kerja karyawan.
Motivasi positif efektif untuk jangka panjang, sedang motivasi negative efektif
untuk jangka pendek saja. Tetapi manajer harus konsisten dan adil dalam
menerapkannya.
c)
Konsep Model Motivasi
1)
Model Tradisional
Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi
bawahan agar gairah kerjanya meningkat, perlu diterapkan sistem insentif, yaitu
memberikan insentif (uang atau barang) kepada karyawan yang berprestasi baik.
Semakin besar prestasinya semakin besar balas jasanya. Jadi, motivasi bawahan
hanya untuk mendapatkan insentif (uang
atau barang) saja.
2) Model Hubungan Manusia
Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi
bawahan supaya gairah kerjanya meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial
mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
Sebagai akibatnya, karyawan mendapatkan
beberapa kebebasan membuat keputusan dan
kreativitas dalam pekerjaannya. Dengan memperhatikan kebutuhan materiil dan
non-materiil karyawan, motivasi kerjanya akan meningkat pula. Jadi motivasi
karyawan adalah untuk mendapatkan materiil dan non-materiil.
3) Model Sumber Daya Manusia
Model ini mengatakan bahwa karyawan dimotivasi
oleh banyak faktor, bukan hanya uang dan barang atau keinginan akan kepuasan,
tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti. Menurut model
ini karyawan cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang baik.
Karyawan bukanlah berprestasi baik karena ia
puas, melainkan karena merasa termotivasi oleh rasa tanggung jawab yang lebih luas untuk membuat keputusan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Jadi menurut model sumber daya manusia, untuk
memotivasi bawahan dilakukan dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas bagi mereka untuk mengambil keputusan atau kebijaksanaan dalam menyelesaikan pekerjaannya.[5]
d)
Metode Motivasi
Ada dua metode dari motivasi, yaitu motivasi
langsung dan motivasi tak langsung.
1)
Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Yaitu motivasi baik materiil maupun non
materiil yang diberikan langsung kepada setiap karyawan untuk memenuhi
kebutuhan dan tercapainya kepuasan. Pemberian motivasi langsung ini bisa dalam
bentuk ucapan, pujian, tunjangan hari raya, bonus ataupun bintang jasa.
2) Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation)
Yaitu pemberian motivasi dalam bentuk
fasilitas-fasilitas pendukung dalam menunjang gairah kerja atau kelancaran
tugas agar karyawan senang/betah dan bersemangat dalam bekerja. Misalnya dengan
menyediakan mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang nyaman dan tenang,
penempatan yang tepat, dan lain-lain. Sehingga dapat merangsang karyawan untuk
bekerja dengan semangat dan meningkatkan produktivitas kerja.[6]
e)
Proses Motivasi
Hal yang perlu diperhatikan dalam
proses motivasi :
1. Penetapan
Tujuan
2. Mengetahui
Keinginan Karyawan
3. Adanya
Komunikasi yang Baik
4. Integrasi
Tujuan Perusahaan dengan Kepentingan Karyawan
5. Menyediakan
Fasilitas
6. Membentuk
Team Work yang Terkoordinasi dengan baik
5.
Teori-teori Motivasi
Jenis-jenis teori motivasi
a.
Teori
kepuasan (content theory)
Teori
ini mendasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga
mereka mau melakukan aktivitasnya, jadi mengacu pada diri seseorang. Teori ini
mencoba mencari tahu tentang kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan yang dapat
mendorong semangat kerja seseorang.
1)
Teori
hierarki kebutuhan
Menurut
ini kebutuhan dan kepuasan pekerja identik dengan kebutuhan biologis dan
psikologis, yaitu berupa material maupun non material. Dasar teori ini adalah
bahwa manusia merupakan makhluk yang keinginannya tak terbatas, alat
motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhannya berjenjang.
Atas dasar asumsi di atas, hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah
sebagai berikut:
-
Kebutuhan
fisiologis (physiological needs)
Kebutuhan
fisiologis merupakan hierarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang
merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makanan, minum, perumahan,
oksigen, tidur, seks dan sebagainya.
-
Kebutuhan
rasa aman (safety needs)
Kebutuhan ini
meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan
kelangsungan pekerjaannya, dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak
lagi bekerja.
-
Kebutuhan
sosial (social needs)
Meliputi
kebutuhan untuk persahabatan, afilasi dan interaksi yang lebih erat dengan
orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya
kelompok kerja yang kompak, supervise yang baik, rekreasi bersama.
-
Kebutuhan
penghargaan (esteem needs)
Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang,
pengkuan atas factor kemampuan dan keahlian seseorang serta efektivitas kerja
seseorang.
-
Kebutuhan
aktualitas diri (self actualization needs)
Aktualisasi
diri merupakan hierarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi
diri berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya diri
seseorang.
2)
Teori
ERG (Existence, Relatedness, and Growth) dari Alfeder
Sebagaimana
halnya teori-teori hierarki kebutuhan, teori ERG dari Clayton Alfeder juga
menganggap bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki. Alfeder
sependapat bahwa orang cenderung meningkat kebutuhannya sejalan dengan
terpuaskannya kebutuhan dibawahnya. Menurut ERG ada 3 kelompok kebutuhan yang
utama, yaitu:
-
Kebutuhan
akan keberadaan (Existensi needs)
Kebutuhan ini
berhubungan dengan kebutuhan dasar termasuk juga kebutuhan fisiologis yang
didalamnya meliputi kebutuhan makan, minum, pakaian, perumahan dan keamanan.
-
Kebutuhan
akan afiliasi (relatedness needs)
Kebutuhan ini
akan menekankan akan pentingnya hubungan antara individu dan juga hubungan
bermasyarakat tempat kerja di perusahaan tersebut.
-
Kebutuhan
akan pertumbuhan (growth needs)
Keinginan akan
pengembangan potensi dalam diri seseorang untuk maju dan meningkatkan kemampuan
pribadinya.
3)
Teori
dua factor dari Frederick Hezberg
Dari
hasil penelitian Herberg menyimpul dua hal atau dua factor yang memengaruhi
sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang disebut dengan factor pemuas kerja
(job satisfier) dan factor penyebab ketidakpuasan kerja (job dissatisfied) yang
berkaitan dengan suasana pekerjaan. Factor-faktor pemuas disebut juga
“motivator” dan faktor penyebab ketidakpuasan kerja disebut faktor higienis
(hygiene factors). Faktor-faktor yang berperan sebagai motivator terhadap
karyawan, yaitu yang mampu memuaskan dan mendorong orang-orang untuk bekerja
dengan baik, faktor tersebut terdiri dari:
-
Prestasi
-
Promosi
-
Pengakuan
-
Pekerjaan
itu sendiri
-
Penghargaan
-
Tanggung
jawab
-
Keberhasilan
dalam bekerja
-
Pertumbuhan
dan perkembangan pribadi
Sedangkan factor-faktor higienis
meliputi:
-
Gaji
-
Kondisi
kerja
-
Status
-
Kualitas
supervise
-
Hubungan
antar pribadi
-
Kebijakan
dan administrasi perusahaan
Factor-faktor
higienis ini bisa diadakan perbaikan akan mengurangi rasa ketidakpuasan, dan
jika diabaikan maka akan menambah kekecewaan dan rasa tidak puas para karyawan.
4)
Teori
motivasi prestasi dari Mc. Clelland
Teori
ini menyatakan bahwa seseorang bekerja memiliki energy potensial yang dapat
dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi, dan peluang yang ada.
David Mc. Clelland meneliti tiga jenis kebutuhan, yaitu:
a)
Kebutuhan
akan prestasi, ciri-cirinya:
-
Orang
yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi memiliki rasa tanggung jawab terhadap
pelaksanaan suatu tugas.
-
Orang
yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi dan ia akan memiliki suatu keinginan
besar untuk dapat berhasil dalam menyelesaikan pekerjaannya.
-
Orang
yang memilih kebutuhan prestasi tinggi memiliki keinginan untuk bekerja keras
guna memperoleh tanggapan atau umpan balik atas pelaksanaan tugasnya.
b)
Kebutuhan
akan afiliasi, cirri-cirinya:
-
Mereka
memiliki suatu keinginan dan mempunyai perasaan diterima oleh orang lain di
lingkungan di mana mereka bekerja.
-
Mereka
cenderung berusaha membina hubungan sosial yang menyenangkan dan rasa saling
membantu dengan orang lain.
-
Mereka
memiliki suatu per harian yang sungguh-sungguh terhadap perasaan orang lain.
c)
Kebutuhan
akan kekuasaan, ciri-cirinya:
-
Keinginan
untuk memengaruhi secara langsung terhadap orang lain.
-
Keinginan
untuk mengadakan pengendalian terhadap orang lain.
-
Adanya
suatu upaya untuk menjaga hubungan pimpinan pengikut.
-
Mereka
pada umumnya berusaha mencari posisi pimpinan.
b.
Teori
motivasi Proses (process theory of motivation)
Teori
ini berusaha agar setiap karyawan mau bekerja giat sesuai dengan harapan. Daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan
diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan maka karyawan cenderung akan
meningkatkan kualitas kerjanya, begitu pula sebaliknya. Ada 3 macam teori
motivasi proses yang utama (Husein Umar, 1998), antara lain:
1)
Teori
pengharapan (expectancy theory)
Teori
ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom
yang mengatakan bahwa seseorang bekerja untuk merealisasikan
harapan-harapan dari pekerjaan itu. Teori ini didasarkan pada 3 komponen,
yaitu:
-
Harapan
adalah suatu kesempatan yang disediakan dan akan terjadi karena perilaku.
-
Nilai
(value) merupakan nilai yang diakibatkan oleh perilaku tertentu.
-
Pertautan,
yaitu besarnya probabilitas jika bekerja secara efektif maka akan mengarahkan
ke hasil-hasil yang menguntungkan.
2)
Teori
keadilan
Dalam
hal ini suatu keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja
seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya secara
objektif. Dalam teori keadilan, masukan (inputs) meliputi factor-faktor
seperti, tingkat pendidikan, keahlian, upaya, masa kerja, kepangkatan dan
produktivitas. Sedangkan hasil (outcome) adalah semua imbalan yang dihasilkan
dari pekerjaan seseorang seperti: gaji, promosi, penghargaan, prestasi dan
status.
3)
Teori
penguatan
Ada
tiga jenis penguatan yang dapat dipergunakan manajer untuk memodifikasi
motivasi karyawan, yaitu:
-
Penguatan
positif, bila penguat primer seperti minuman dan makanan yang memuaskan
kebutuhan biologis, ataupun penguat sekunder seperti penghargaan berwujud
hadiah, promosi dan uang.
-
Penguat
negative, dimana individu akan mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi
tidak menyenangkan dan kemudian menghindari perilaku tersebut di masa
mendatang.
-
Hukuman,
penerapan hukuman dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan
perilaku yang tidak diinginkan akan diulang kembali.[7]
IV.
KESIMPULAN
1.
Motivasi
dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang
memberikan energy, mendorong kegiatan (moves), dan mengarahkan atau
menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang member kepuasan atau
mengurangi ketidakseimbangan.
2.
Tujuan dari motivasi adalah sebagai berikut : Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan, Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan, Meningkatkan produktivitas kerja karyawan, Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan, Meningkatkan kedisiplinan
dan menurunkan tingkat absensi karyawan, Mengefektifkan pengadaan karyawan, Menciptakan suasana dan hubungan kerja
karyawan, Meningkatkan kreativitas, dan partisipasi karyawan, Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan, Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap
tugas-tugasnya, Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
3.
Asas-asas motivasi ini mencakup atas mengikutsertakan, komunikasi, pengakuan, wewenang yang
didelegasikan, dan perhatian timbal balik.
4.
Alat-alat,
Jenis, Model, Metode dan Proses dalam motivasi
a.
Alat-alat
motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada bawahan dapat berupa material
incentive dan nonmaterial incentive.
b.
Jenis-jenis
Motivasi: Motivasi Positif (insentif Positif), Motivasi Negatif (insentif
negative).
c.
Konsep
Model Motivasi: Model Tradisional, Model
Hubungan Manusia, Model Sumber Daya Manusia.
d.
Metode
Motivasi: Metode langsung, Metode tidak langsung
e.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
proses motivasi : Penetapan Tujuan, Mengetahui Keinginan Karyawan, Adanya
Komunikasi yang Baik, Integrasi Tujuan Perusahaan dengan Kepentingan Karyawan,
Menyediakan Fasilitas, Membentuk Team Work yang Terkoordinasi dengan baik
5.
Jenis-jenis
teori motivasi
a.
Teori
kepuasan (content theory)
1)
Teori
hierarki kebutuhan
-
Kebutuhan
fisiologis (physiological needs)
-
Kebutuhan
rasa aman (safety needs)
-
Kebutuhan
sosial (social needs)
-
Kebutuhan
penghargaan (esteem needs)
-
Kebutuhan
aktualitas diri (self actualization needs)
2)
Teori
ERG (Existence, Relatedness, and Growth) dari Alfeder
-
Kebutuhan
akan keberadaan (Existensi needs)
-
Kebutuhan
akan afiliasi (relatedness needs)
-
Kebutuhan
akan pertumbuhan (growth needs)
3)
Teori
dua factor dari Frederick Hezberg
Dari
hasil penelitian Herberg menyimpul dua hal atau dua factor yang memengaruhi
sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang disebut dengan faktor pemuas kerja
(job satisfier) dan faktor penyebab ketidakpuasan keja (job dissatisfied)
4)
Teori
motivasi prestasi dari Mc. Clelland
a.
Kebutuhan
akan prestasi,
b.
Kebutuhan
akan afiliasi,
c.
Kebutuhan
akan kekuasaan
b.
Teori
motivasi Proses (process theory of motivation)
a.
Teori
pengharapan (expectancy theory)
b.
Teori
keadilan
c.
Teori
penguatan
DAFTAR
PUSTAKA
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen
Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2000
Siswanto, Pengantar manajemen, Sinar
Grafika Offset, Jakarta, 2005
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen:
Dasar, pengertian, dan Masalah, PT Bumi Aksara , Jakarta, 2005
Danang Sunyoto, Manajemen Sumber
Daya Manusia, CAPS (Center for Academic Publishing Service), Yogyakarta,
2012
[1] Malayu S.P.
Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2000
hal 141
[2] Siswanto, Pengantar
manajemen, Sinar Grafika Offset, Jakarta, 2005 hal119
[3] Malayu S.P.
Hasibuan, Manajemen: Dasar, pengertian, dan Masalah, PT Bumi Aksara ,
Jakarta, 2005
[4] Malayu S.P.
Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2000
hal146
[5] Ibid,
hal148
[6] Ibid,
hal 149
[7]
Danang Sunyoto, Manajemen Sumber Daya Manusia, CAPS (Center for Academic
Publishing Service), Yogyakarta, 2012 hal 193-197
Tidak ada komentar:
Posting Komentar